WARTA KOTA, JAKARTA - Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II Renaldo J Aziz mengaku tertarik untuk berinvestasi di beberapa bandara yang ditawarkan oleh pemerintah. Dalam hal ini tiga bandara di wilayah barat Indonesia, seperti Raden Intan II, Fatmawati, dan Hananjoeddin."Kami harapkan pemerintah dapat memberikan restunya agar bandara tersebut kami kelola," ujar Renaldo, Rabu (4/12/2013).Mengenai bandara Raden Intan II, pihak AP 2 telah membahas mengenai pengelolaan dengan pemerintah daerah lampung. Jika lancar, AP 2 segera dapat mengelola bandara tersebut dengan tetap melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) terlebih dahulu."Kami sudah bicara intensif dengan pemda Lampung dan Kementerian Perhubungan, kami juga telah melakukan FS," kata Renaldo.Walaupun demikian, Renaldo mengatakan untuk dapat investasi dalam bidang infrastruktur tersebut pihaknya mengharapkan dukungan yang maksimal dari pemerintah pusat ataupun daerah terutama untuk masalah pembebasan lahan, yang di beberapa daerah hal ini selalu menjadi masalah bahkan sempat menjadi konfik."Untuk ini kami melihat jika bandara merupakan investasi yang menguntungkan hal ini dapat dibuktikan dengan terus meningkatkan calon penumpang dengan pertumbuhan diprediksi hingga 19 persen pada tahun ini," kata Renaldo.
WARTA KOTA, JAKARTA - Tahun 2014, Kementerian Perhubungan akan melakukan swastanisasi terhadap 10 bandara untuk meningkatkan kualitas layanan di bandara.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyebutkan 10 bandara swasta yang akan diswastanisasi, yakni Raden Intan II (Lampung), Mutiara (Palu), Sultan Babullah (Ternate), Komodo (Labuhan Bajo), Sentani (Jayapura), Tjilik Riwut (Palangkaraya), Juwata (Tarakan), Fatmawati (Bengkulu), Hananjoeddin (Tanjung Pandan), dan Matahora (Wakatobi).
"Saat ini, kami mengundang para calon investor untuk menawarkan 10 bandara tersebut," ujar Bambang.
Kementerian Perhubungan akan mendengar pendapat para investor. Jika tertarik mengelola bandara, katanya, pihak swasta akan mengajukan studi kelayakan (Feasibility Study/FS).
"Diharapkan untuk itu (FS) tender dapat dilaksanakan pada tahun depan," kata Bambang.